Kamis, 19 Mei 2011

All About Toraja

To na indanriki’ lino
To na pake sangattu’
Kunbai lau’ ri puyo
Pa’ Tondokkan marendeng


Kita ini hanyalah pinjaman dunia yang dipakai untuk sesaat. Sebab, di puyo-lah negeri kita yang kekal. Di sana pula akhir dari perjalanan hidup yang sesungguhnya.

Ini cerita perjalanan saya ke Tana Toraja, dataran tinggi nan indah di Sulawesi Selatan belum lama berselang. Rasanya basi sekali menceritakan perjalanan ke daerah yang sudah ditulis puluhan ribu kali oleh orang banyak, baik orang dalam negeri ataupun dari mancanegara. Namun saya nekat. Lagipula dengan mengalami sendiri tentu berbeda cerita pada setiap individu. Kami yang pergi kesana memiliki motto, tidaklah lengkap pengalaman kami ke Sulawesi Selatan, apabila tidak mengunjungi Tana Toraja, sang Prima Donna Sulawesi Selatan, salah satu ikon turisme dan pariwisata Indonesia.

Perjalanan dari Makassar kami tempuh melalui darat. Dengan mobil Kijang Inova pinjaman, kami disini adalah perempuan berempat, semua teman sekantor, semua berisik, dan semua ibu-ibu yang sudah beranak. Lalu ditambah satu orang driver yang pendiam, dan satu orang teman kantor kami di Telkomsel Makassar, yang asli orang Toraja, dan juga pendiam. Kami bergerak meninggalkan Makassar selepas Maghrib. Menempuh perjalanan belasan jam melalu pegunungan. Karena perjalanan ditempuh pada malam hari kami tidak bisa melihat pemandangan alam di luar, yang pasti bayang-bayang gelap pegunungan menunjukkan betapa indah dan hebatnya tanah di Sulawesi Selatan diciptakan. Toraja dapat dicapai melalui perjalanan udara. Dari Makassar ke Toraja, penerbangan dua kali dalam seminggu yaitu hari Selasa dan Jum’at.

Jalanan tidak dapat dikatakan mulus di beberapa tempat, namun dikatakan rusak juga tidak. Masih dapat ditolerir oleh saya yang duduk paling belakang. Sinyal Telkomsel pun selalu ada untuk bersms, menelepon, chatting di YM dan sekali-kali membuka Facebook. Maklum perjalanan jauh, dan saya sulit tidur dengan kondisi badan terlonjak-lonjak seperti sekarung beras. Andaikan kami pergi di siang hari tentu kami dapat membuka jendela dan menikmati AG (Angin Gelebug) bukannya AC si udara kalengan melulu selama berjam-jam. Tapi membuka jendela di daerah antah berantah di tengah malam rasanya bukan ide cemerlang.

Jam 3 pagi barulah kami sampai di kota Makale, ibu kota kabupaten Toraja. Ancar-ancarnya kami sudah melewati patung Penunggang Kuda yaitu Patung Pongtiku sang pahlawan Toraja. Pongtiku disebut juga sebagai Ne Baso. Adalah pahlawan nasional yang berjuang mengusir Belanda dari Tana Toraja. Namanya diabadikan pula sebagai nama Bandara di Toraja. Melewati Makale ini penat dan pegal langsung lenyap seketika. Kami menginap di penginapan kecil yang nyaman (hore ada air hangat dan bersih!). Udara subuh terasa dingin seperti di Bandung. Hanya beberapa jam saja kami tidur. Pagi-pagi kami sarapan dan semua bersemangat untuk melanjutkan perjalanan ke tempat-tempat yang unik dan menarik.

Kebetulan pada saat kami disana, pemandu kami mengajak ke salah satu ritual upacara kematian. Agama adat dan kepercayaan Toraja disebut Aluk Todolo. Disana kematian merupakan puncak pencapaian dari kehidupan. Penguburan merupakan acara yang terpenting bahkan lebih penting daripada pernikahan. Menurut kebudayaan di Tana Toraja makin kaya dan makin berpengaruh orang yang meninggal maka akan makin memakan waktu upacaranya; bisa berminggu berbulan dan akan makin tinggi biaya pemakamannya.

Salah satu ritual upacara yang kami kunjungi ini adalah pembantaian kerbau. Kerbau yang dikorbankan disana adalah jenis kerbau air atau lumpur (yang betul air atau lumpur ya?). Kerbau Tedong Bonga adalah termasuk kelompok kerbau lumpur (Bubalus bubalis) merupakan endemik spesies yang hanya terdapat di Tana Toraja, yang paling mahal dan paling bernilai adalah kerbau bule. Kerbau bule harganya bisa ratusan juta. Banyak sekali kerbau yang dibantai. Saya tidak sanggup menghitung, bahkan melihat pun hanya kuat sekali dua kali. Bukan pemandangan yang sanggup saya tanggung melihat leher kerbau ditebas dengan sejenis parang atau machete; parang untuk kegunaan sehari-hari dan untuk perang berbeda. Untuk perang namanya la’bo’ pinae. Gagangnya dari tanduk kerbau yang diukir indah

Kerbau dibunuh dengan sekali (atau beberapa kali) tebasan yang mematikan, mencipratkan darah segar seperti semburan air mancur berwarna merah yang kemudian menggenang di tanah, dimana kerbau tersebut kemudian tergeletak, sekarat, kemudian mati dan bertumpuk dengan kerbau lainnya, bercampur darah dan kotorannya sendiri. Saya tidak tega melihatnya. Namun adat adalah adat. Banyak turis mancanegara yang hadir saat itu mengabadikan momen ini. Apabila sang penebas berhasil menebas leher dengan sekali tebasan yang mematikan, penonton akan bersorak sorai. Demikian pula bila gagal.

Setelah merasa pening dan mual melihat darah sebanyak itu, kemudian kami duduk-duduk menikmati makanan kecil khas Toraja di bangunan bambu yang dibuat untuk sementara. Sudah mendengar dan merasakan kopi Toraja adalah kopi jenis Arabica yang luar biasa enak? Rasanya ratusan kali lebih nikmat ternyata apabila disesap di udara Toraja yang hangat, di pedesaan, dan ditengah keramahan masyarakat Toraja.

Si mati itu sendiri ditempatkan di sebuah bangunan yang berbentuk rumah adat Toraja yang disebut Tongkonan. Bentuk Tongkonan seperti perahu. Bentuk seperti perahu itu karena masyarakat percaya bahwa pada jaman dahulu kala leluhur suku Toraja datang ke Tana Toraja dengan perahu besar. Saya naik ke atas ke tempat peti mati dengan tangga bambu yang disandarkan. Peti mati besar sekali dan dihiasi oleh ukiran dan ornamen khas Toraja, catnya warna-warni dengan motif khas. Warna-warna yang mendominasi adalah hitam, merah putih dan kuning.

Di depan peti mayat ada patung yang menyerupai orang yang meninggal, sesosok wanita tua mengenakan pakaian adat Toraja berwarna terakota dan bercaping bambu menutupi sebagian kepala sang patung; adalah potret nyata dalam wujud 3 dimensi orang yang meninggal. Dibuat mirip sekali dan dalam posisi duduk di depan peti mati. Patung ini disebut Tau-tau. Tau-tau adalah patung yang dibuat untuk menggambarkan mendiang. Pada pemakaman golongan bangsawan atau penguasa/pemimpin masyarakat salah satu unsur rapasan (pelengkap upacara acara adat), adalah pembuatan tau-tau. Tau-tau dibuat dari kayu nangka yang kuat dan pada saat penebangannya dilakukan secara adat.

Ada 3 orang wanita tua yang menunggui peti mati. Berbaju dengan model adat dan berwarna hitam seperti bulugagak. Mereka semua mengenakan kalung etnik Toraja yang berwarna cerah. Rambut mereka semua sudah memutih dan keriput di wajah menunjukkan ketuaan usia mereka. Di halaman rumah, tampak babi yang sudah mati ditusuk (tidak dipotong lehernya) tampak bergeletakan dan bulunya sudah hangus dibakar. Katanya sebagai bahan makanan untuk pesta yang dapat berlangsung berhari-hari bahkan minggu ini. Kain kuning bercorak dibentangkan di pinggir-pinggir bangunan bambu. Semua pemandangan ini adalah eksotis.

Dari sana kami bergerak menuju Lemo, desa yang memiliki tebing batu tempat pemakaman. Tempatnya indah. Disekitarnya adalah sawah yang menghijau.. Hijaunya sangat murni disini mungkin karena sinar matahari yang cerah dan udara pegunungan yang menyaring sinarnya. Lebah terdengar mendengung mencari bunga kopi. Tampak petani tampak membajak sawah, dan pepohonan hijau rapat dimana-mana. Terdapat toko-toko souvenir di jalanan batu yang menurun menuju ke tebing batu, namun tidak seperti tempat wisata yang pernah saya kunjungi, mereka tidak sibuk meneriakkan atau menawarkan dagangan mereka. Suasana hening. Mirip di desa Tenganan tempat suku Bali Aga. Tak terdengar orang ramai bercakap, tampaknya orang-orang senang bekerja dalam keheningan.

Dibawah tebing batu tampak usungan-usungan kayu berbentuk Tongkonan yang dibiarkan tergeletak, bunga-bunga dan papan-papan ucapan selamat tinggal bagi yang baru dikuburkan. Tebing-tebing banyak sudah berisi peti mati dan ada juga tebing batu yang tampak baru dibolongi dan masih dalam proses pengerjaan, tampak dibingkai kayu, pekerjaan itu dilakukan dengan menaiki tangga yang tinggi. Pekerjaan melubangi tebing batu itu tentu bukan pekerjaan yang ringan bahkan bisa berbulan-bulan, apalagi dikerjakan di ketinggian belasan meter dari atas tanah. Menilik tingginya kuburan di tebing tentu sulit sekali memasukan jenazah kesana. Pemandu kami bercerita, ada dongeng yang menyebutkan jaman dahulu orang yang meninggal oleh dukun dibuat berjalan sendiri ke kuburnya. Suasana jadi terasa mistis mendengar dongeng tersebut.

Suvenir di Toraja adalah barang seni yang indah. Kain tenun khas Toraja, ukira-ukiran kayu, barang-barang hiasan dari perak, banyak yang berbentuk kerbau. Boneka-boneka berwajah orang tua dari kayu mengenakan pakaian adat berbagai ukuran, gelang dan kalung etnik yang khas, pakaian, T-shirt, dan badik berbagai ukuran. Juga hiasan kepala untuk wanita dari untaian manik-manik dan benang-benang emas yang cantik. Saya tidak dapat mengingat semua. Kami banyak membeli oleh-oleh disini, harganya ada yang murah ada yang mahal. Saya membeli beberapa kain untuk dililitkan di leher (namanya syal yah?).

Sebetulnya banyak sekali tempat menarik untuk dikunjungi di Toraja, namun kami hanya mengunjungi beberapa saja, mengingat terbatasnya waktu. Kami menyebut perjalanan ini sebagai Wisata Kuburan. Adalah hal yang aneh dan unik tentu saja, bahwa mengunjungi kuburan-kuburan menjadi sesuatu yang menarik wisatawan. Tentu saja ini karena kekuatan adat dan budaya di Tana Toraja ini yang tidak ada duanya.

Dari sana kami ke To’doyan melihat kuburan bayi di pepohonan. Pohon Tarra adalah pohon besar yang digunakan sebagai makam bayi. Pohon ini secara alamiah memberi akar-akar tunggang yang secara teratur tumbuh membentuk rongga-rongga. Rongga inilah yang digunakan sebagai tempat menyimpan mayat bayi. Getah pohon dianggap sebagai pengganti susu ibu. Lubang-lubang di pohon tempat menguburkan jasad bayi ditutup dengan lembaran dari ijuk yang hitam.

Bayi yang meninggal dan belum tumbuh gigi dianggap suci sehingga dikuburkan di pohon sampai kemudian jasadnya akan menyatu dengan pohon itu sendiri dan rohnya mencapai puya atau surga menurut adat Toraja. Menurut kepercayaan Toraja, bayi terlalu kecil untuk menunggangi kerbau ke puya, sehingga pohon tara adalah media tempat arwah bayi mencapai puya.

Selanjutnya kami bergerak ke desa tradisional yaitu desa Kete Kesu. Tempat inisangat ikonik. Ada rumah adat Tongkonan tua dan lumbungnya, berjajar dan seringkali foto-fotonya dapat kita lihat sebagai poster khas wisata Tana Toraja. Di Tongkonan ini yang konon ada yang berusia lebih dari 150 tahun, dihiasi oleh tanduk kerbau yang berderet sampai ke atap dan juga di pinggirnya digantungkan jajaran tulang rahang kerbau yang sudah memutih dimakan usia. Di belakang tongkonan ada tangga batu ke tempat kuburan di tebing-tebing. Kuburan ini merupakan kuburan tertua, umurnya mencapai 750 tahun. Tampak peti mati yang disebut Erong yang sudah pecah karena lapuk menunjukkan isi berupa tulang belulang dan tengkorak manusia yang putih. Beberapa tengkorak ada yang sudah pecah. Banyak rokok yang berserakan di antara tulang-tulang ini, katanya untuk sesaji. Untuk perempuan yang belum menikah, peti matinya berbentuk babi.

Selanjutnya beberapa tempat makam tebing batu kami kunjungi. Salah satunya desa Londa. Londa adalah sebuah kompleks kuburan kuno yang terletak di dalam gua. Tebing di Londa tampak sangat tinggi. Dari kejauhan tampak berlubang-lubang. Di bagian luar gua terlihat boneka-boneka kayu khas Toraja di suatu ceruk yang dibentuk persegi panjang. Boneka-boneka si mati berjajar menatap kami.
Boneka-boneka merupakan replika atau miniatur dari jasad yang meninggal dan dikuburkan di tempat tersebut.Miniatur tersebut hanya diperuntukkan bagi bangsawan yang memiliki strata sosial tinggi, warga biasa tidak mendapat kehormatan untuk dibuatkan patungnya. Kami menjelang sore disana, memandang patung-patung tersebut menimbulkan kesan tersendiri di kesunyian dan hujan gerimis yang mulai turun.

Sempat pula kami makan di restoran yang menyajikan ikan mas yang dimasak dengan bumbu khas daerahdisana. Saya pikir bumbunya memakai kluwek sehingga menjadi bersaus warna hitam yang gurih. Di restoran lainnya kami menemukan hidangan goreng burung. Menurut info sih, burung belibis. Seperti juga di Makassar, sambali di Toraja pun enak sek

ali,pedas dan segar. Mungkin terasinya yang memberi rasa khas yang berbeda. Anehnya perjalanan pulang kami rasakan lebih cepat daripada perginya. Mungkin masing-masing dari kami merasakan puas telah berkunjung ke Tana Toraja. Di perjalanan pulang saya tertidur dan sempat ngelindur dan berteriak sewaktu tidur. Saya bermimpi dicegat banyak orang tua yang tertawa-tawa menjahili saya.

Rabu, 18 Mei 2011

Khasiat Sirsak untuk penderita Kanker

Selama ini kita tahu bahwa kanker hanya bisa diobati dengan terapi kemo. Namun tampaknya persepsi ini harus dihapus dan dibuang sejauh-jauhnya. Kenapa? Karena sebenarnya ada obat alami untuk membunuh sel kanker yang kekuatannya SEPULUH RIBU KALI LIPAT lebih ampuh dibanding terapi kemo. Obat alami ini adalah buah yang familiar dengan orang Indonesia.



Buah Sirsak

Tapi kenapa kita tidak tahu ?

Karena salah satu perusahaan Dunia merahasiakan penemuan riset mengenai hal ini serapat2nya, mereka ingin dana riset yang di keluarkan sangat besar, selama bertahun-tahun, dapat kembali lebih dulu plus keuntungan berlimpah dengan cara membuat pohon Graviola Sintetis sebagai bahan baku obat dan obatnya di jual ke pasar dunia…

Memprihatinkan, beberapa orang meninggal sia2, mengenaskan, karena keganasan kanker, sedangkan perusahaan raksasa, pembuat obat dengan omzet milyaran dollar menutup rapat2 rahasia keajaiban pohon graviola ini.

Pohonnya rendah, di brazil dinamai “Graviola”, di Spanyol “Guanabana” bahasa inggrisnya “soursop”. Di Indonesia, ya buah sirsak. Buahnya berduri lunak, daging buah berwarna putih, rasanya manis2 kecut/asam, dimakan dengan cara membuka kulitnya atau di buat jus.

Khasiat dari buah sirsak ini memberikan effek anti tumor/kanker yang sangat kuat, dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker. Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai anti bakteri, anti jamur (fungi), efektif melawan berbagai jenis parasit/cacing, menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stress, dan menormalkan kembali system syaraf yang kurang baik.

Salah satu contoh betapa pentingnya keberadaan Health Science Institute bagi orang2 amerika adalah institute ini membuka tabir rahasia buah ajaib ini. Fakta yang mencengangkan adalah : jauh dipedalaman hutan amazon, tumbuh “pohon ajaib”, yang akan merubah cara berpikir anda, dokter anda, dan dunia mengenai proses penyembuhan kanker dan harapan untuk bertahan hidup. Tidak ada yang bisa menjanjikan lebih dari hal ini, untuk masa2 yang akan datang.

Riset membuktikan “pohon ajaib” dan buahnya ini bisa :
• Menyerang sel kanker dengan aman dan efektif secara alami, Tanpa rasa mual, berat badan turun, rambut rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo.
• Melindungi sistim kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yang mematikan.
• Pasien merasakan lebih kuat, lebih sehat selama proses perawatan / penyembuhan.
• Energi meningkat dan penampilan fisik membaik.


Sumber berita sangat mengejutkan ini berasal dari salah satu pabrik obat terbesar di Amerika. Buah Graviola di-test di lebih dari 20 Laboratorium, sejak tahun 1970-an sampai beberapa tahun berikutnya. Hasil test dari ekstrak ( sari ) buah ini adalah
• Secara efektif memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda, diantaranya kanker : Usus Besar, Payu Dara, Prostat, Paru2, dan Pankreas.
• Daya kerjanya 10.000 kali lebih kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dengan Adriamicin dan Terapi Kemo yang biasa di gunakan.
• Tidak seperti terapi kemo, sari buah ini secara selektif hanya memburu dan membunuh sel2 jahat dan TIDAK membahayakan/ membunuh sel2 sehat.

Riset telah di lakukan secara ekstensive pada pohon “ajaib” ini, selama bertahun-tahun tapi kenapa kita tidak tahu apa2 mengenai hal ini ? jawabnya adalah : begitu mudah kesehatan kita, kehidupan kita, dikendalikan oleh yang memiliki uang dan kekuasaan.

Salah satu perusahaan obat terbesar di Amerika dengan omzet milyaran dollar melakukan riset luar biasa pada pohon Graviola yang tumbuh dihutan Amazon ini. Ternyata beberapa bagian dari pohon ini : Kulit kayu, akar, daun, daging buah dan bijinya, selama berabad-abad menjadi obat bagi suku Indian di Amerika selatan untuk menyembuhkan : sakit jantung, asma, masalah liver (hati) dan reumatik. Dengan bukti2 ilmiah yang minim, perusahaan mengucurkan dana dan sumber daya manusia yang sangat besar guna melakukan riset dan aneka test. Hasilnya sangat mencengangkan. Graviola secara ilmiah terbukti sebagai mesin pembunuh sel kanker.


Tapi… kisah Graviola hampir berakhir disini. Kenapa?

Dibawah undang2 federal, sumber bahan alami untuk obat DILARANG / TIDAK BISA dipatenkan.

Perusahaan menghadapi masalah besar, berusaha sekuat tenaga dengan biaya sangat besar untuk membuat sinthesa/cloning dari Graviola ini agar bisa di patenkan sehingga dana yang di keluarkan untuk riset dan aneka test bisa kembali, dan bahkan meraup keuntungan besar. Tapi usaha ini tidak berhasil. Graviola tidak bisa di-kloning. Perusahaan gigt jari setelah mengeluarkan dana milyaran dollar untuk riset dan aneka test.

Ketika mimpi untuk mendapatkan keuntungan lebih besar ber-angsur2 memudar, kegiatan riset dan test juga berhenti. Lebih parah lagi, perusahaan menutup proyek ini dan memutuskan untuk TIDAK mempublikasikan hasil riset ini.

Beruntunglah, ada salah seorang Ilmuwan dari team riset tidak tega melihat kekejaman ini terjadi. Dengan mengorbankan karirnya, dia menghubungi sebuah perusahaan yang biasa mengupulkan bahan2 alami dari hutan amazon untuk pembuatan obat.

Ketika para pakar risetdari Health Science Institute mendengar berita keajaiban Graviola, mereka mulai melakukan riset. Hasilnya sangat mengejutkan. Graviola terbukti sebagai pohon pembunuh sel kanker yang efektif.


The National Cancer Institute mulai melakukan riset ilmiah yang pertama pada tahun 1976. hasilnya membuktikan bahwa daun dan batang kayu Graviola mampu menyerang dan menghancurkan sel2 jahat kanker. Sayangnya hasil ini hanya untuk keperluan intern dan tidak di publikasikan.

Sejak 1976, Graviola telah terbukti sebagai pembunuh sel kanker yang luar biasa pada uji coba yang di lakukan leh 20 Laboratorium Independence yang berbeda.

Suatu studi yang di publikasikan oleh The Journal of Natural Products meyatakan bahwa studi yang dilakukan oleh Catholic University di korea selatan, menyebutkan bahwa salah satu unsure kimia yang terkandung di dalam Graviola, mampu memilih, membedakan dan membunuh sel kanker Usus Besar dengan 10.000 kali lebih kuat dibandingkan dengan adriamicin dan Terapi Kemo.


Penemuan yang paling mencolok dari study Catholic University ini adalah : Graviola bisa menyeleksi memilih dan membunuh hanya sel jahat kanker, sedangkan sel yang sehat tidak tersentuh/terganggu . Graviola tidak seperti terapi kemo yang tidak bisa membedakan sel kanker dan sel sehat, maka sel2 reproduksi (seperti lambung dan rambut) dibunuh habis oleh terapi kemo, sehingga timbul efek negatif : rasa mual dan rambut rontok.

Sebuah studi di Purdue University membuktikan bahwa daun Graviola mampu membunuh sel kanker secara efektif, terutama sel kanker : prostate, pancreas, dan Paru2.

Setelah selama kurang lebih dari 7 tahun tidak ada berita mengenai Graviola, akhirnya berita keajaiban ini pecah juga, melalui informasi dari lembaga2 tersebut di atas.

Pasokan terbatas ekstrak Graviola yang di budidayakan dan di panen oleh orang2 pribumi Brazil, kini bisa di peroleh di Amerika.

Sirsak mempunyai manfaat yang sangat besar dalam pencegahan dan penyembuhan penyakit kanker.


Untuk pencegahan:
disarankan makan atau minum jus buah sirsak.

Untuk penyembuhan:
- 10 buah daun sirsak yang sudah tua (warna hijau tua) dicampur ke dalam 3 gelas air dan direbus terus hingga menguap
dan air tinggal 1 gelas saja.
- Air yang tinggal 1 gelas diminumkan ke penderita setiap hari 2 kali.
- Setelah minum, efeknya katanya badan terasa panas, mirip dengan efek kemoterapi.

Dalam waktu 2 minggu, hasilnya bisa dicek ke dokter, katanya cukup berkhasiat.
Daun sirsak ini katanya sifatnya seperti kemoterapi,
bahkan lebih hebat lagi karena daun sirsak hanya membunuh sel sel yang tumbuh abnormal
dan membiarkan sel sel yang tumbuh normal.

Sedangkan kemoterapi masih ada efek membunuh juga sebagian sel sel yang normal.

Sekarang anda tahu manfaat buah sirsak yang luar biasa ini. Rasanya manis2 kecut menyegarkan. Buah alami 100% tanpa efek samping apapun.Sebar luaskan kabar baik ini kepada keluarga, saudara, sahabat,dan teman yang anda kasihi.

Kisah lengkap tentang Graviola, dimana memperolehnya, dan bagaimana cara memanfaatkannya, dapat di jumpai dalam Beyond Chemotherapy : New Cancer Killers, Safe as Mother’s Milk, sebagai free special bonus terbitan Health Science Institute.
Buat yang masih ragu, apa salahnya kita mencoba, makan buah kan ga berbahaya . ga kayak makan racun hehehe :D




Sumber : http://uniqpost.com/8337/inilah-obat-kanker-paling-ampuh-yang-disembunyikan-bertahun-tahun/

Selasa, 17 Mei 2011

Wanita-wanita Cantik Pewaris Harta Milioner Dunia

Vanisha Mittal Bhatia
Putri Lakshmi Mittal
Kekayaan: US$51 miliar


Seperti kakaknya, putri orang terkaya di India ini juga aktif di perusahaan ayahnya. Lulusan Sekolah bisnis Eropa menduduki jabatan di direksi perusahaan baja. Pada 2004, Vanisha melangsungkan pernikahan yang diyakini termahal dalam sejarah. Sebuah pernikahan extravaganza selama seminggu menghabiskan anggaran US$60 juta dengan seribu orang tamu di Paris, Prancis.


Delphine Arnault Gancia
Putri Bernard Arnault
Kekayaan: US$26 miliar



Putri taipan Perancis Moët Hennessy Louis Vuitton adalah lulusan Universitas Ekonomi London. Ia bekerja di perusahaan konsultan manajemen McKinsey sebelum bergabung dengan perusahaan ayahnya pada 2000. Sejak itu, Delphine magang di rumah mode John Galliano, dan bekerja di Christian Dior serta Loewe.

Wanita dengan penampilan elegan ini menjadi satu-satunya wanita usia muda di perusahaan MHLV, 28 tahun. Musim gugur 2005, Delphine menikahi pewaris kerajaan anggur Italia dalam sebuah pesta di Prancis.



Marta Ortega Perez
Putri Amancio Ortega
Kekayaan: US$ 24 miliar


Putri bungsu orang terkaya Spanyol ini dipersiapkan sang ayah untuk mengambil alih Inditex, perusahaan fashion raksasa dengan 3.000 toko ritel Zara. Marta mulai bekerja di sebuah toko fashion keluarga, Bershka. Di sana ia melayani pelanggan dan mempelajari cara menjalankan sebuah perusahaan fashion raksasa.:











Georgina Bloomberg
Putri Michael Bloomberg
Kekayaan: US$ 11,5 miliar


Putri Walikota New York Mike Bloomberg punya prestasi membanggakan di bidang olahraga berkuda dan mengikuti Olimpiade 2008. Dia lalu mendirikan Rider’s Closet, yang mengumpulkan perlengkapan dan pakaian berkuda untuk disumbangkan pada atlet berkuda di perguruan tinggi.:










Samantha Kluge
Putri John Kluge
Kekayaan: US$ 9,5 miliar


Dia dikenal sebagai putri yang kerap bertindak liar dengan ayah mogul Amerika yang sempat berada di puncak sebagai orang terkaya di AS. Samantha mengoleksi 12 tato dan dua kali mengalami kegagalan dalam pernikahan. Tetapi, mantan editor majalah Glamour kini bangkit dan menjalankan perusahaan perhiasaan dan aksesoris miliknya sendiri di Los Angeles.:


Amanda Hearst
Putri Anne Hearst, keponakan dari Patty Hearst, cucu William Randolph Hearst
Kekayaan: US$ 8,7 miliar


Amanda terkenal setelah wawancara dengan Harper Bazaar yang mengungkapkan, uang untuk perawatan kecantikannya setiap tahun mencapai US$136.360 atau setara dengan Rp1,3 miliar. mantan model dan duta Tommy Hilfiger berhasil lulus dari sejarah seni Universitas Fordham. Ia juga pewaris organisasi nirlaba lingkungan, Riverkeeper.:
















Alannah Weston
Putri Galen Weston
Kekayaan: US$ 7,9 miliar


Anak raja departemen store asal Kanada menjadi salah satu dewan direksi di jaringan departemen store Selfridges, yang dibeli ayahnya pada 2003. Agar mampu mengelola perusahaan, Alannah langsung turun melayani sendiri pelanggannya.:


Dylan Lauren
Putri Ralph Lauren
Kekayaan: kekayaan $ 4,7 miliar


Lulusan Universitas Duke mendirikan Dylan’s Candy Bar, sebuah emporium permen koleksi high-end di Manhattan, Houston dan Orlando, Florida. Awalnya sang ayah merasa skeptis dengan usaha yang ia rintis. Namun, produk permennya populer hingga tersebar ke berbagai pub dan spa.

















Ivanka Trump
Putri Donald Trump
Kekayaan: US$ 3 miliar


Putri Donald Trump yang juga mantan model sekarang menduduki jabatan sebagai wakil presiden perusahaan real estate ayahnya. Selain itu, lulusan Wharton School dan pemandu acara reality show ‘The Apprentice’ tersebut, sukses menjalankan musim ketujuhnya.

source: http://arenaphoto.blogspot.com/2010/12/cewek-cewek-pewaris-milioner.html

Minggu, 15 Mei 2011

Miliarder Zaman Dahulu

1. John D. Rockefeller


• Umur pada saat penghasilan tertinggi: 74
• Umur pada saat meninggal: 97 (died May 23, 1937)
• Kekayaan Bersih: ? 329.9 Billion $USD
• Kekayaan Bersih Sesungguhnya: US$1 Billion (September 29 1916), US$900.0 Million (1913-eve of WWI)
• Negara Asal: United States
• Sumber Kekayaan: Standard Oil
• Other Achievements: First Billionaire (Globally-USD) and The Rockefeller Foundation (Created:1913)








2. Andrew Carnegie


• Umur pada saat penghasilan tertinggi: 68
• Umur pada saat meninggal: 83 (died August 11, 1919)
• Kekayaan Bersih: ? 309.2 Billion $USD
• Kekayaan Bersih Sesungguhnya: 479.9 Million $USD (1901)
• Negara Asal: Scotland lalu pindah ke United States
• Peusahaan: U.S. Steel




3. Tsar Nicholas II of Russia (Nikolai Alexandrovich Romanov)


• Umur pada saat penghasilan tertinggi: 50
• Umur pada saat meninggal: 50 (died July 17, 1918)
• Kekayaan Bersih: ? 290.7 Billion $USD
• Kekayaan Bersih Sesungguhnya: 1.3 Billion $USD (1916)
• Negara Asal: Empire of Russia
• Perusahaan: Monarchy – the Caesar (Emperor) and Autocrat of the Russian Empire (from the House of Romanov).








4. William Henry Vanderbilt


• Umur pada saat penghasilan tertinggi: 64
• Umur pada saat meninggal: 64 (died December 8, 1885)
• Kekayaan Bersih: ? 240.0 Billion $USD
• Kekayaan Bersih Sesungguhnya: 194 Million $USD (1885)
• Negara Asal: United States
• Peusahaan: Chicago, Burlington and Quincy Railroad and other railway companies.










5. Osman Ali Khan, Asaf Jah VII



• Umur pada saat penghasilan tertinggi: 50
• Umur pada saat meninggal: 80 (died February 24, 1967)
• Kekayaan Bersih: ? 225.1 Billion $USD
• Kekayaan Bersih Sesungguhnya: 1.4 Billion $USD (1937)
• Negara Asal: Hyderabad, India
• Peusahaan: Monarchy – Nizam of Hyderabad

Kamis, 12 Mei 2011

SEJARAH TANA TORAJA



* Tahun 1926 Tana Toraja sebagai Onder Afdeeling Makale-Rantepao dibawah Self bestur Luwu
* Tahun 1946 Tana Toraja terpisah menjadi Swaraja yang berdiri sendiri berdasarkan Besluit Lanschap Nomor 105 tanggal 8 Oktober 1946
* Tahun 1957 berubah menjadi Kabupaten Dati II Tana Toraja berdasarklan UU Darurat Nomor 3 Tahun 1957
* UU Nomor 22 Tahun 1999 Kabupaten Dati II Tana Toraja berubah menjadi Kabupaten Tana Toraja

ASAL MASYARAKAT TANA TORAJA
Konon, leluhur orang Toraja adalah manusia yang berasal dari nirwana, mitos yang tetap melegenda turun temurun hingga kini secara lisan dikalangan masyarakat Toraja ini menceritakan bahwa nenek moyang masyarakat Toraja yang pertama menggunakan "tangga dari langit" untuk turun dari nirwana, yang kemudian berfungsi sebagai media komunikasi dengan Puang Matua (Tuhan Yang Maha Kuasa).
Lain lagi versi dari DR. C. CYRUT seorang anthtropolog, dalam penelitiannya menuturkan bahwa masyarakat Tana Toraja merupakan hasil dari proses akulturasi antara penduduk (lokal/pribumi) yang mendiami daratan Sulawesi Selatan dengan pendatang yang notabene adalah imigran dari Teluk Tongkin (daratan Cina). Proses akulturasi antara kedua masyarakat tersebut, berawal dari berlabuhnya Imigran Indo Cina dengan jumlah yang cukup banyak di sekitar hulu sungai yang diperkirakan lokasinya di daerah Enrekang, kemudian para imigran ini, membangun pemukimannya di daerah tersebut.
Nama Toraja mulanya diberikan oleh suku Bugis Sidendereng dan dari luwu. Orang Sidendreng menamakan penduduk daerah ini dengan sebuatn To Riaja yang mengandung arti "Orang yang berdiam di negeri atas atau pegunungan", sedang orang Luwu menyebutnya To Riajang yang artinya adalah "orang yang berdiam di sebelah barat". Ada juga versi lain bahwa kata Toraya asal To = Tau (orang), Raya = dari kata Maraya (besar), artinya orang orang besar, bangsawan. Lama-kelamaan penyebutan tersebut menjadi Toraja, dan kata Tana berarti negeri, sehingga tempat pemukiman suku Toraja dikenal kemudian dengan Tana Toraja.

Sejarah Aluk
Konon manusia yang turun ke bumi, telah dibekali dengan aturan keagamaan yang disebut aluk. Aluk merupakan aturan keagamaan yang menjadi sumber dari budaya dan pandangan hidup leluhur suku Toraja yang mengandung nilai-nilai religius yang mengarahkan pola-pola tingkah laku hidup dan ritual suku Toraja untuk mengabdi kepada Puang Matua.
Cerita tentang perkembangan dan penyebaran Aluk terjadi dalam lima tahap, yakni: Tipamulanna Aluk ditampa dao langi' yakni permulaan penciptaan Aluk diatas langit, Mendemme' di kapadanganna yakni Aluk diturunkan kebumi oleh Puang Buru Langi' dirura.Kedua tahapan ini lebih merupakan mitos. Dalam penelitian pada hakekatnya aluk merupakan budaya/aturan hidup yang dibawa kaum imigran dari dataran Indo Cina pada sekitar 3000 tahun sampai 500 tahun sebelum masehi.
Beberapa Tokoh penting daiam penyebaran aluk, antara lain: Tomanurun Tambora Langi' adalah pembawa aluk Sabda Saratu' yang mengikat penganutnya dalam daerah terbatas yakni wilayah Tallu Lembangna.
Selain daripada itu terdapat Aluk Sanda Pitunna disebarluaskan oleh tiga tokoh, yaitu : Pongkapadang bersama Burake Tattiu' menuju bagian barat Tana Toraja yakni ke Bonggakaradeng, sebagian Saluputti, Simbuang sampai pada Pitu Ulunna Salu Karua Ba'bana Minanga, derngan membawa pranata sosial yang disebut dalam bahasa Toraja "To Unnirui' suke pa'pa, to ungkandei kandian saratu yakni pranata sosial yang tidak mengenal strata. Kemudian Pasontik bersama Burake Tambolang menuju ke daerah-daerahsebelah timur Tana Toraja, yaitu daerah Pitung Pananaian, Rantebua, Tangdu, Ranteballa, Ta'bi, Tabang, Maindo sampai ke Luwu Selatan dan Utara dengan membawa pranata sosial yang disebut dalam bahasa Toraja : "To Unnirui' suku dibonga, To unkandei kandean pindan", yaitu pranata sosial yang menyusun tata kehidupan masyarakat dalam tiga strata sosial.

Tangdilino bersama Burake Tangngana ke daerah bagian tengah Tana Toraja dengan membawa pranata sosial "To unniru'i suke dibonga, To ungkandei kandean pindan", Tangdilino diketahui menikah dua kali, yaitu dengan Buen Manik, perkawinan ini membuahkan delapan anak. Perkawinan Tangdilino dengan Salle Bi'ti dari Makale membuahkan seorang anak. Kesembilan anak Tangdilino tersebar keberbagai daerah, yaitu Pabane menuju Kesu', Parange menuju Buntao', Pasontik ke Pantilang, Pote'Malla ke Rongkong (Luwu), Bobolangi menuju Pitu Ulunna Salu Karua Ba'bana Minanga, Bue ke daerah Duri, Bangkudu Ma'dandan ke Bala (Mangkendek), Sirrang ke Dangle.
Itulah yang membuat seluruh Tondok Lepongan Bulan Tana Matari' Allo diikat oleh salah satu aturan yang dikenal dengan nama Tondok Lepongan Bulan Tana Matari' Allo arti harfiahnya adalah "Negri yang bulat seperti bulan dan Matahari". Nama ini mempunyai latar belakang yang bermakna, persekutuan negeri sebagai satu kesatuan yang bulat dari berbagai daerah adat. Ini dikarenakan Tana Toraja tidak pernah diperintah oleh seorang penguasa tunggal, tetapi wilayah daerahnya terdiri dari kelompok adat yang diperintah oleh masing-masing pemangku adat dan ada sekitar 32 pemangku adat di Toraja.
Karena perserikatan dan kesatuan kelompok adat tersebut, maka diberilah nama perserikatan bundar atau bulat yang terikat dalam satu pandangan hidup dan keyakinan sebagai pengikat seluruh daerah dan kelompok adat tersebut.

Selasa, 10 Mei 2011

Lokasi Wisata Toraja

1. Ke’te’ Kesu’


Makam Batu Kete Kesu
Ke’te’ Kesu’ adalah obyek wisata yang sudah populer diantara turis domestik dan asing sejak tahun 1979 terletak dikampung Bonoran yang berjarak 4 km dari Kota Rantepao, telah ditetapkan sebagai salah satu Cagar Budaya dengan nomor registrasi 290 yang perlu dilestarikan / dilindungi. Ke’te’ Kesu’ memiliki kompleks perumahan adat Toraja yang masih asli, terdiri dari beberapa Tongkonan, lengkap dengan Alang Sura’ (lumbung padinya).

Tongkonan tersebut dari leluhur Puang ri Kesu’ yang di fungsikan sebagai tempat bermusyawarah, mengelolah, menetapkan dan melaksanakan aturan-aturan adat, baik aluk maupun pemali yang digunakan sebagai aturan hidup dan bermasyarakat di daerah Kesu’, dan juga di seluruh Tana Toraja, yang disebut aluk Sanda Pitunna. Obyek wisata ini dilengkapi pula dengan areal upacara pemakaman (rante), kuburan (liang) purba dan makam-makam modern, namun tetap berbentuk motif khas Toraja, pemukiman, perkebunan dan persawahan yang cantik dan menyejukkan hati. Sekaligus para pengunjung dapat menyaksikan seni ukir Toraja di lokasi ini.

2. Lemo


Kuburan di Taman Wisata Lemo
Lemo adalah tempat pekuburan dinding berbatu dan patung-patung (tau-tau). Jumlah lubang batu kuno ada 75 buah dan tau-tau yang tegak berdiri sejumlah 40 buah sebagai lambang-lambang prestise, status, peran dan kedudukan para bangsawan di desa Lemo. Di beri nama Lemo oleh karena model liang batu ini ada yang menyerupai jeruk bundar dan berbintik-bintik.

Sejak tahun 1960, objek wisata ini telah ramai di kunjungi para wisatawan asing dan wisatawan nusantara. Pengunjung dapat pula melepaskan keinginannya dan membelanjakan dolarnya, euronya atau rupiahnya pada kios-kios souvenir. Ataukah berjalan-jalan sekitar objek menyaksikan buah-buah pangi yang ranum kecoklatan, yang siap diolah dan di makan sebagai makanan khas suku Toraja yang di sebut “Pantollo Pamarrasan”.

Lemo terletak di sebelah utara kota Makale, masuk ke arah timur dari jalan raya yang menghubungkan kota Makale dan kota Rantepao yang bisa dicapai dengan kendaraan pribadi dari kota Makale atau kota Rantepao, Ibukota Kabupaten Tana Toraja dengan biaya perawatan untuk masuk sebesar Rp5.000.

3. Londa


Taman Wisata Londa
Sama dengan Lemo, Londa adalah tempat pekuburan dinding berbatu dan patung-patung (tau-tau). Di dalamnya terdapat gua dengan banyak tengkorak kepala manusia. Objek wisata Londa yang berada di desa Sandan Uai Kecamatan Sanggalangi’ dengan jarak 7 km dari kota Rantepao, arah ke selatan, adalah kuburan alam purba.

Gua yang tergantung disana menyimpan banyak misteri erong atau kuburan batu yang puluhan jumlahnya dengan tulang dan tengkorak para leluhur atau tau-tau. Tau-tau adalah pertanda bahwa telah sekian banyak putra-putra Toraja terbaik telah dimakamkan melalui upacara adat tertinggi di wilayah Tallulolo.

Gua-gua alam ini penuh dengan panorama yang menakjubkan ± 1.000 m jauh kedalam, dapat dinikmati dengan petunjuk guide yang sudah terlatih dan profesional. Kuburan alam purba ini dilengkapi dengan sebuah “Benteng Pertahanan”. Patabang Bunga yang bernama Tarangenge, yang terletak di atas punggung gua alam ini.

Londa sangat mudah dikunjungi, karena sarana dan prasarana jalannya sudah baik dan hanya berjarak 1,8 kilometer dari jalan raya Makale-Rantepao. Satu hal lagi yang harus diingat bahwa seseorang yang berkunjung ke objek ini, wajib meminta izin dengan membawa sirih pinang, atau kembang dan sangat tabu/pemali (dilarang keras) untuk mengambil atau memindahkan tulang, tengkorak, atau mayat yang ada dalam gua ini.

4. Suaya


Suasana di Suaya
Suaya adalah Kuburan Raja-raja Sangalla’. Kuburan ini berada di salah satu sisi bukit di Sangalla’. Dipahat sebagai tempat beristirahat dari tujuh raja dan keluarga kerajaan Sangalla’. Tau-tau dari Raja-raja dan keluarga raja berpakaian sesuai dengan pakaian adat raja Toraja di tempatkan dimuka kuburan batu. Tangga batu tersedia untuk naik ke bukit dimana raja dikala hidupnya menggunakannya untuk bersepi-sepi, ditempat itu akan dibuat museum untuk menempatkan harta kekayaan dari raja-raja Sangalla’.

Untuk menempuh Suaya yang terletak di Kecamatan Sangalla’ kita harus menempuh perjalanan sekitar 45 menit dari kota Makale, ibu kota Tana Toraja dengan akses jalan yang sebagian baik dan sebagian rusak. Namun keindahan Suaya mampu menjadikan kelelahan saat perjalan kesana bisa hilang dengan lereng-lereng gunung batu yang eksotis.

5. Batutumonga


Sepasang Makam di Batutumonga
Batutumonga berlokasi di daerah Sesean yang masuk dalam teritori Makale, Tana Toraja dengan iklim yang cukup dingin, keran berada sekitar 1300 meter di atas permukaan laut. Di Batutumonga kita dapat menyaksikan 56 menhir batu dalam sebuah lingkaran dengan lima pohon kayu yang ada ditengahnya. hampir semua batu menhir tersebut berukuran dua sampai tiga meter. Pemandangan yang sangat mempesona di atas Rantepao dan lembah disekitarnya, dapat dilihat dari tempat ini sangat menarik untuk dikunjungi.

Selian itu semua, masih banyak lokasi wisata yang ada di Tana Toraja dan Toraja Utara. Sayang rasanya kalo belum menyaksikan ke eksotisan alam dan budaya Toraja.